• Kata
semantic berasal dari bahasa Yunani sema yang artinya tanda atau
lambang (sign).
• “Semantik”
pertama kali digunakan oleh seorang filolog Perancis bernama Michel Breal pada
tahun 1883.
• Kata
semantic kemudian disepakati sebagai istilah yang digunakan untuk bidang
linguistik yang mempelajari tentang tanda-tanda linguistic dengan hal-hal yang
ditandainya.
• Oleh
karena itu, kata semantic dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau
tentang arti, yaitu salah satu dari tiga tataran analisis bahasa: fonologi,
gramatika, dan semantik (Chaer, 1994: 2).
• George
(1964:1) Mengatakan bahwa semantik adalah
telaah mengenai makna.
• Semantik merupakan salah satu komponen
dari tata bahasa (dua komponen lain adalah sintaksis dan fonologi), dan makna
kalimat sangat ditentukan oleh komponen semantik ini.
• (Chomsky;1965).
Dari pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa semantic adalah tataran bahasa yang mengkaji tentang
makna bagian internal kata, kalimat atau sebuah wacana.
• Kedua
komponen ini adalah tanda atau lambang, dan sedangkan yang ditandai atau
dilambangkan adalah sesuatu yang berada di luar bahasa, atau yang lazim disebut
sebagai referent/ acuan / hal yang ditunjuk.
• Jadi,
Ilmu Semantik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda
linguistic dengan hal-hal yang ditandainya. Ilmu tentang makna atau arti.
• Dalam linguistik, semantik
adalah sub bidang yang dikhususkan untuk studi tentang makna, seperti yang
melekat di tingkat kata, frasa, kalimat, dan unit yang lebih besar dari wacana
(disebut teks). Daerah dasar studi ini adalah arti dari tanda-tanda, dan studi
tentang hubungan antara unit linguistik yang berbeda dan senyawa: homonimi,
sinonim, antonim, hypernymy,
hyponymy,
meronymy,
metonimia, holonymy,
paronyms.
• Perhatian utama adalah bagaimana makna
menempel pada potongan yang lebih besar dari teks, mungkin sebagai akibat dari
komposisi dari unit yang lebih kecil dari makna. Secara tradisional, semantik
sudah termasuk studi tentang arti dan referensi denotatif, kondisi kebenaran,
struktur argumen, peran tematik, analisis wacana, dan hubungan semua ini untuk
sintaks.
• Lalu
apakah pengertian dari makna, jenis-jenis dari makna, dan relasi makna?
• Menurut
Mansoer Pateda (2001:79) bahwa istilah makna merupakan kata-kata dan istilah
yang membingungkan. Makna tersebut selalu menyatu pada tuturan kata maupun
kalimat. Ada beberapa jenis makna, antara lain makna leksikal, makna
gramatikal, makna denotasi, dan makna konotasi.
• Selain
itu, ada juga yang disebut relasi makna yaitu Relasi makna adalah hubungan
semantik yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa yang
lain.
Relasi makna dapat
berwujud macam-macam.Berikut ini diuraikan beberapa wujud relasi makna.
Sinonimi
• Secara
semantic Verhaar (1978) mendefinisikan sinonimi sebagai ungkapan (bias berupa
kata, frase, atau kalimat) yang maknanuya kurang lebih sama dengan makna
ungkapan lain. Umpamanya kata buruk dan jelek adalah du buah kata yang
bersinonim; bunga, kembang, dan puspa adalah tiga kata yang yang bersinonim.
Hubungan makna antara dua buah kata yang bersinonim bersifat dua arah.Namun,
dua buah kata yang bersinonim itu; kesamaannya tidak seratus persen, hanya
kurang lebih saja.Kesamaannya tidak bersifat mutlak.
Antonimi dan Oposisi
• Secara
semantic Verhaar (1978) mendefenisikan antonimi sebagai: Ungkapan (biasanya
berupa kata, tetapi dapat pula dalam bentuk frase atau kalimat) yang maknanya
dianggap kebalikan dari makna ungkapan lain. Misalnya kata bagus yang
berantonimi dengan kata buruk; kata besar berantonimi dengan kata
kecil.
• Samahalnya
dengan sinonim, antonim pun tidak bersifat mutlak. Itulah sebabnya dalam
batasan di atas, Verhaar menyatakan ”…yang maknanya dianggap kebalikan dari
makna ungkapan lain” Jadi, hanya dianggap kebalikan. Bukan mutlak berlawanan.
• Sehubungan
dengan ini banyak pula yang menyebutnya oposisi makna. Dengan istilah oposisi,
maka bias tercakup dari konsep yang betul-betul berlawanan sampai kepada yang
bersifat kontra ssaja. Kata hidup dan mati, mungkin bias menjadi
contoh yang berlawanan; tetapi hitam dan putih mungkin merupakan
contoh yang hanya berkontras.
Homonimi, Homofoni,
dan Homografi
• Homonimi
adalah ‘relasi makna antar kata yang ditulis sama atau dilafalkan sama, tetapi
maknanya berbeda’. Kata-kata yang ditulis sama tetapi maknanya berbeda disebut
homograf, sedangkan yang dilafalkan sama tetapi berbeda makna disebut homofon.
Contoh homograf adalah kata tahu (makanan) yang berhomografi dengan kata tahu
(paham), sedang kata masa (waktu) berhomofoni dengan massa (jumlah besar yang
menjadi satu kesatuan).
• 2.2.4 Hiponimi dan Hipernimi
• Hiponimi
adalah ‘relasi makna yang berkaitan dengan peliputan makna spesifik dalam makna
generis, seperti makna anggrek dalam makna bunga, makna kucing dalam makna
binatang’. Anggrek, mawar, dan tulip berhiponimi dengan bunga, sedangkan
kucing, kambing, dan kuda berhiponimi dengan binatang. Bunga merupakan
superordinat (hipernimi, hiperonim) bagian anggrek, mawar, dan tulip, sedangkan
binatang menjadi superordinat bagi kucing, kambing, dan kuda.
Polisemi
• Polisemi
lazim diartikan sebagai satuan bahasa (terutama kata, bisajugafrase) yang
memiliki makna lebih dari satu.Umpamanya kata kepala dalam bahasa Indonesia
memiliki makna (1) bagian tubuh dari leher keatas; (2) bagian dari suatu yang
terletak di sebelah atas atau depan merupakan hal yang penting atau terutama
seperti pada kepala susu, kepala meja, dan kepala kereta api;
(3) bagian daris uatu yang berbentuk bulat seperti kepala, seperti pada kepala
paku dan kepala jarum; (4) pemimpin atau ketua seperti pada kepala
sekolah, kepala kantor,dan kepala stasiun; (5) jiwa atau orang
seperti dalam kalimat Setiap kepala menerima bantuan Rp 5000,-.; dan (6)
akgg nomnal budi seperti dalam kalimat, Badannya besar tetapi kepalanya
kosong.
Ambiguitas
• Ambiguitas
atau ketaksaan sering diartikan sebagai kata yang bermakna ganda atau mendua
arti. Kegandaan makna dalam ambiguitas berasal dari satuan gramatikal yang
lebih besar, yaitu frase atau kalimat dan terjadi sebagai akibat penafsiran
struktur gramatikal yang berbeda.Umpamanya frase buku sejara hbaru dapat
ditafsirkan sebagai (1) buku sejarah itu baru terbit, (2) buku itu berisi
sejarah zaman baru.
Redundansi
• Istilah
redundansi sering diartikan sebagai ’berlebih-lebihan pemakaian unsur segmental
dalam suatu bentuk ujaran’.Umpamanya kalimat Bola ditendang Si Badrih, maknanya
tidak akan berubah bila dikatakan Bola ditendang oleh Si Badrih. Pemakaian kata
oleh pada kalimat kedua dianggap sebagai sesuatu yang redundansi, yang
berlebih-lebihan dan sebenarnya tidak perlu.
• Sinonim
merupakan sejumlah satuan bahasa yang memiliki persamaan arti. Sinonim jugaa
bisa dikatakan hal yang berkesesuaian. Prinsip sinonim adalah beberapa kata
yang memiliki persamaan arti, arti kata satu berpadanan dengan arti kata yang
lain.
• Cara menentukan kata-kata itu bersinonim atau tidak:
- dibuat kalimat
- menggunakan pendekatan pengertian
- dilihat dari ciri sematik pembedanya.
• Di bawah ini akan dianalisis kata yang
bersinonim dengan kata
• 1. Kelompok pertama, seperti mati,
meninggal, wafat, mampus, modar, dan mangkat.
• 2. Kelompok kedua, seperti sebentar,
sekejap, sejenak, sepintas, selintas, dan sekilas.
0 komentar:
Posting Komentar