Jumat, 20 Juni 2014

SEMANTIK DALAM BAHASA INDONESIA


       Semantik merupakan cabang ilmu bahasa yang mempelajari segala sesuatu tentang makna.
       semantik adalah ilmu makna, membicarakan makna, bagaimana mula adanya makna sesuatu, bagaimana perkembangannya, dan mengapa terjadi perubahan makna dalam sejarah bahasa.
       Ilmu Makna
                Makna merupakan aspek penting dalam sebuah bahasa karena dengan makna maka sebuah komunikasi dapat terjadi dengan lancar dan saling dimengerti.
                Tetapi seandainya para pengguna bahasa dalam bertutur satu sama lain tidak saling mengerti makna yang ada dalam tuturannya maka tidak mungkin tuturan berbahasa bisa berjalan secara komunikatif. Di sini dituntut antara penutur dan lawan tuturnya harus saling mengerti makna bahasa yang mereka tuturkan.
       Di dalam semantik, istilah makna, dalam bahasa Inggris sense dibedakan dari ‘arti’, dalam bahasa Inggris meaning. Arti dalam hal ini menyangkut makna leksikal dari kata-kata tersebut yang cenderung terdapat di dalam kamus sebagai leksem.
       Kadang-kadang kita melihat makna kata dari kamus yang sebenarnya adalah makna leksikal, atau keterangan dari leksem itu sendiri. makna suatu kata tidak hanya mengandung makna leksikal saja tetapi menjangkau kesatuan bahasa yang lebih luas. Makna kata tidak lepas dari makna kata yang lainnya merupakan makna gramatikal yang sesuai dengan hubungan antarunsur-unsurnya.
       Terkadang kita tidak puas ketika mencari makna sebuah kata, terutama makna idiom, peribahasa, majas, metapora, maupun ungkapan.
       Aspek makna terdiri atas empat, yaitu pengertian, perasaan, nada, dan tujuan. Keempat aspek makna tersebut dapat dipertimbangkan melalui pemahaman makna dalam proses komunikasi sebuah tuturan.
       Makna pengertian dapat kita terapkan di dalam komunikasi sehari-hari yang melibatkan tema, sedangkan makna perasaan, nada, dan tujuan dapat kita pertimbangkan melalui penggunaan bahasa, baik bahasa Indonesia maupun bahasa daerah.
       Relasi Makna
                Yang dimaksud dengan relasi makna adalah hubungan semantic yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa yang lainnya. Satuan bahasa ini dapat berupa kata, frase, klausa, maupun kalimat.
                Hubungan-hubungan relasi makna ini dapat menyatakan kesamaan makna yang disebut sinonimi, pertentangan atau perlawanan makna yang disebut antonimi, ketercakupan makna yang disebut hiponimi, kegandaan makna yang disebut homonimi, atau juga kelebihan makna yang dinamakan polisemi.
       Unsur-unsur leksikal dalam bahasa dapat dibandingkan menurut hubungan semantik, di antaranya dapat berupa sinonim, hubungan yang sama atau hampir sama (mirip); berupa antonim, hubungan yang maknanya berlawanan atau kebalikan; berupa homonim, hubungan yang bermakna lain tetapi bentuk sama; berupa hiponim, hubungan yang makna ekstensionalnya merupakan sebagian dari makna ekstensional yang lainnya.
       Menurut Kerbrat-Orecchioni (1986:94) semua jenis makna yang mengandung implisit dalam konteks tertentu dapat membentuk kehadiran majas.
       Ogden & Richards (1976:26) mengemukakan teori segitiga semantik (ilmu makna) berdasarkan teori penanda dan petanda yang dikemukakan oleh Ferdinand de Saussure :




        petanda (konsep)


    
                      ---------------------------------
Penanda/ (sign/simbol)                                        Acuan (referen/objek) 

       Berawal dari ferdinand de saussure yang memperkenalkan ilmu semiotik, yaitu ilmu tentang tanda. Menurutnya penanda adalah imaji akustik dan petanda adalah konsepnya. Menurutnya, hubungan antara penanda dan petanda bersifat arbitrer, artinya tidak ada deretan wajib antara deretan fonem pembentuk kata dnegan maknanya, namun hubungannya bersifat konvensional.
       Kemudian Ogden dan Richards menambahkan unsur acuan (referen) yang berada di luar bahasa. Menurutnya tidak ada hubungan langsung antara penanda dan acuannya, hubungan itu harus melalui konsep yang ada  dalam pikiran manusia, itulah sebabnya dalam semantik garis yang menghubungkannya terputus-putus.
       Penanda dan petanda berada dalam ruang lingkup bahasa. Penanda adalah imaji bentuk bahasa, dan petanda adalah konsepnya. Hubungan antara penanda dan petanda bersifat arbitrer, berdasarkan konvensi masyarakat. Ogden dan Richard menambahkan unsur acuan yang sebenarnya berada di luar ranah bahasa, berasal dari dunia pengalaman.
       Menurutnya tidak ada hubungan langsung antara penanda dan acuannya, hubungan itu harus melalui konsep yang berada dalam pikiran manusia. Itulah sebabnya maka garis yang menghubungkan penanda dan acuannya ditampilkan dengan garis putus-putus. Dalam hal ini hubungan makna dijadikan dasar pengelompokan majas.
       Makna (pikiran atau referensi) adalah hubungan antara lambang (simbol) dengan acuan (referen). Hubungan antara lambang dan acuan bersifat tidak langsung, sedangkan hubungan antara lambang dengan referensi dan referensi dengan acuan bersifat langsung.

       Berkaitan dnegan unsur-unsur makna terlibat adanya tanda, konsep, dan acuan. Konsep atau referensi merupakan sebuah makna sebagai hubungan antara lambang dan acuannya. Makna itu sendiri mengandung aspek-aspek tertentu yang berupa tema, rasa, nada, dan amanat. 
Categories:

1 komentar:

  1. Boonz Casino: Welcome Bonus, Enjoy 200 Free Spins
    Boonz Casino offers a fantastic welcome 경상북도 출장마사지 bonus! This means you 대구광역 출장샵 can have a 100% match bonus 여주 출장샵 of up to 200 free spins 속초 출장마사지 as 보령 출장안마 well.

    BalasHapus