Raja Faisal
King Faisal ibn Abdul Aziz Al Saud adalah RajaSaudi yang
menjadi pelopor embargo minyak yang dilakukan negara negara Arab terhadap
Amerika Serikat pada bulan November 1973. Embargo ini dilakukan sebagai
dukungan terhadap serangan yang dilakukan Mesir dan Syiria terhadap Israel.
Serangan ini sendiri berakhir dengan kemenangan pihak Arab,
yang berhasil merebut kembali Sinaike pangkuan Mesir dan Dataran Tinggi Golan
ke pangkuan Syiria. Sebelumnya, 4 wilayah Arab ini (Sinai, Golan, Jalur Gaza
dan Pantai Barat), dikuasai Israel melalu perang 6 hari pada tahun 1967, yang
dimenangkan oleh Israel.
Kemenangan gabungan pasukan Mesir-Syiria ketika melawan
Israel tersebut memang tidak terlepas dari embargo minyak yang dilakukan oleh
Raja Faisal. Tentu saja ini signifikan, mengingat Arab Saudi adalah penghasil
minyak terbesar di dunia, dengan 25% cadangan dunia berada di negeri gurun ini.
Embargo itu dilakukan karena AS, melalui Presiden Nixon,
memberi batuan gila gilaan kepada Israel, berupa 566 pesawat tempur, 22 000 ton
bahan peledak, yang dikirim ke Israel. NATO sendiri tidak mau ambil bagian,
mengingat kepentingan ekonomi mereka di negara negara Arab.
Embargo minyak yang dilakukan pada musim dingin tersebut
memang langsung melumpuhkan ekonomi AS. Seorang pengamat ekonomi memperkirakan
embargo tersebut akan membekukan rumah rumah, pabrik, sekolah, rumah sakit, dan
ekonomi AS tidak akan pulih hingga sepuluh tahun kemudian. Ini mengingat bahwa AS adalah pengkonsumsi
minyak terbesar di dunia. AS mengkonsumsi sekitar 22,4% minyak dunia, disusul
oleh China (9%) dan Jepang (7%).
Dan keputusan embargo yang dipelopori oleh King Faisal ini
membuat beliau menjadi sangat dihormati di seluruh wilayah Arab. King Faisal
sendiri digambarkan sebagai orang yang soleh, raja yang suka berdialog dengan
rakyatnya. Diceritakan bagaimana beliau sering menggelar sajadah di tepi
pantai, dan sholat dalam kesendirian bersama alunan ombak. Dan jika berjamaah
di mesjid, king Faisal suka mengundang jamaah mesjid makan bersama di
istananya. (sumber: The Middle East: The History, The Cultures, The Conflicts,
The Faiths)
Sayang, kebijakan dan keberanian beliau tidak berlangsung
lama. Beliau dibunuh dan embargo memang segera berakhir.
Biografi
Faisal bin 'Abd al 'Aziz Al Sa'ud (1906-25 Maret 1975)
(bahasa Arab: فيصل بن عبدالعزيز آل
سعود) adalah Raja Arab
Saudi yang menjabat mulai tahun 1964 hingga tahun 1975.
Raja Faisal lahir di Riyadh dan merupakan anak keempat Raja
Abdul Aziz Al Saud. Raja Faisal memerintah sekumpulan laskar dan berhasil
memenangkan pertempuran di Hijaz. Oleh karena itu, ia dilantik menjadi Gubernur
Hijaz pada tahun berikutnya. Setelah Arab Saudi didirikan, dia diberi jabatan
Menteri Luar Negeri Arab Saudi pada tahun 1932.
Setelah resolusi PBB mengenai pemecahan Palestina dan
pendirian Israel, Pangeran Faisal (masih belum menjadi raja) mendesak
ayahandanya supaya memutuskan hubungan dengan Amerika Serikat, tetapi
desakannya itu ditolak. Selepas skandal keuangan Raja Saud, Pangeran Faisal
dilantik menjadi pemerintah sementara. Pada tanggal 2 November 1964, ia dilantik
menjadi raja setelah Raja Saud di usir keluar dari Arab Saudi ke Yunani.
Raja Faisal melakukan banyak reformasi sewaktu menjadi raja,
diantaranya adalah memperbolehkan anak-anak perempuan bersekolah, televisi, dan
sebagainya. Usahanya ini mendapat tentangan dari berbagai pihak karena
perkara-perkara ini dianggap bertentangan dengan Islam. Ia berasa amat kecewa
saat Israelmemenangkan Perang Enam Hari pada tahun 1967.
Pada tahun 1973, Raja Faisal memulai suatu program yang
bertujuan untuk memajukan kekuatan tentara Arab Saudi. Pada tanggal 17 Oktober
1973, ia menghentikan ekspor minyak Arab Saudi ke Amerika Serikat yang
menyebabkan harga minyak di Amerika Serikat melambung tinggi. Hal ini dilakukan
untuk mendesak Amerika Serikat agar menekan Israel keluar dari wilayah
Palestina.
Pembunuhan
Pada tanggal 25 Maret 1975, Raja Faisal ditembak mati oleh
anak adiknya, yaitu Faisal bin Musad. Menurut spekulasi yang merebak, ia ingin
membalaskan dendam atas kematian saudaranya akibat perbuatan pasukan keamanan
pada tahun 1965. Walaupun sempat dicurigai adanya teori konspirasi, Namun
penyelidikan membuktikan bahwa Pangeran Faisal bin Musad bertindak sendirian.
Pangeran Musad menyamar sebagai seorang delegasi Kuwait yang
menunggu untuk bertemu dengan Raja Faisal. Saat Raja Faisal berjalan ke arahnya
untuk menyambut, Pangeran Faisal bin Musad mengeluarkan sepucuk pistol dan
kemudian menembakkannya ke tubuh Raja Faisal sebanyak tiga kali.
Pangeran Faisal bin Musad lalu ditangkap, tetapi ternyata
dinyatakan tidak waras. Ia kemudian didakwa bersalah dan dipancung di depan
umum di Riyadh. Adapun kedudukan Raja Faisal digantikan oleh adiknya, Pangeran
Khalid
sumber : http://saudi-tauhid-sunnah.blogspot.com/2012/02/mengenang-king-faisal-al-saud-raja.html
0 komentar:
Posting Komentar